87% Dari Awak Penerbangan Mengatakan Mereka Melihat Penumpang Berperilaku Buruk
Penumpang yang mabuk lebih dari sekadar gangguan - mereka membahayakan awak kabin dan mengancam keselamatan penerbangan, menurut sebuah survei.
Sebuah survei terhadap pramugari Inggris, yang dirilis awal pekan ini, mengungkapkan bahwa 87 persen telah menyaksikan perilaku penumpang yang mabuk. Tetapi yang lebih mengejutkan adalah prevalensi pelecehan yang dialami awak kabin, sebagian karena penumpang yang mabuk.
Lebih dari separuh responden mengatakan mereka mengalami pelecehan verbal saat mengoperasikan penerbangan. Tentang 20 persen responden mengalami pelecehan fisik, dan 10 persen melaporkan pelecehan seksual dalam penerbangan dari bandara Inggris. Lebih dari 25 persen responden mengatakan bahwa tindakan mabuk penumpang membahayakan keselamatan penerbangan.
Survei tersebut dilakukan oleh British unite Unite, yang mewakili anggota awak kabin 30,000 untuk berbagai maskapai di Inggris
Pejabat nasional Unite untuk transportasi udara sipil Oliver Richardson menyerukan industri dan pemerintah untuk "melihat faktor-faktor seperti tingkat konsumsi alkohol sebelum keberangkatan penerbangan, serta hukuman yang lebih keras bagi para pelaku perilaku semacam itu."
"Kami akan mendesak industri dan menteri untuk bergabung dengan Unite dalam mengembangkan rencana aksi untuk membersihkan langit dari perilaku yang mengganggu dan berbahaya," kata Richardson dalam sebuah pernyataan.
Awal pekan ini, maskapai bertarif rendah Eropa Ryanair menyerukan bandara untuk membatasi penjualan alkohol per penumpang. Dan BBC melaporkan bahwa penangkapan orang mabuk di pesawat terbang atau di bandara meningkat 50 persen selama setahun terakhir.